Wednesday, April 20, 2011

Bocah 5 Tahun Mampu Rawat Ibu Lumpuh

Sindo, 20 April 2011 - Kisah anak saleh yang berbakti kepada ibu kandungnya terjadi di Kabupaten Nganjuk. Muhammad Aditya Firmansyah, bocah berusia lima tahun, sudah mampu memasak, mencuci, membersihkan rumah, hingga menyiapkan air untuk mandi sang ibu.

Ibu beruntung yang memiliki anak saleh itu adalah Sunarti, 44. Kaki wanita yang tinggal di Jalan Wilis gang IIA Lingkungan Jarakan, Kelurahan Ganung Kidul, Kecamatan/ Kabupaten Nganjuk, sudah lumpuh sejak empat tahun lalu. Kisah perjuangan Adit bermula pada tahun 2007. Sunarti tiba-tiba terpeleset di rumahnya, di Dusun Baran, Desa Joho, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Akibat kejadian itu, kaki Sunarti langsung lumpuh. Bagian pinggul ke bawah sudah tidak lagi berfungsi seperti semula.

Hal itu membuat Sunarti hanya bisa terbaring di tempat tidur saja. Saat itu,usia Adit berusia tiga tahun dan suami Sunarti, Rudi,45, terpaksa tidak bisa mengurus istrinya setiap hari. Rudi terpaksa berpindah-pindah kota karena bekerja serabutan. Rudi hanya bisa pulang seminggu sekali. Dengan terpaksa, Sunarti harus menyuruh Adit untuk melakukan hal-hal yang ringan di rumah.

Menurut Sunarti, Adit belum bisa berkata dengan jelas saat itu. Meski demikian, Adit rupanya sudah bisa diajak berkomunikasi dan melakukan apa yang disuruh Sunarti. ”Saat itu, saya hanya menyuruh dia mengambil makanan dan minuman saja, namun ternyata dia bisa menyapu juga,” ungkap Sunarti. Lantas kemanakah saudara Sunarti atau Rudi yang lain? Adit sebenarnya bukanlah satu-satunya anak Sunarti. Dari pernikahan sebelumnya Sunarti memiliki tiga anak.

Dua anaknya ada di Jember dan satu anaknya lagi berada di Nganjuk.Namun ketiga anaknya tersebut tidak pernah menjenguk. Akhirnya, Sunarti terpaksa hidup dikontrakannya. Segala keperluannya, disediakan Adit yang kini menginjak usia lima tahun. Kehadiran Adit membuat Sunarti sangat merasa tertolong. Adit sudah terampil melakukan pekerjaan sehari-hari.

”Kalau sekarang Adit sudah bisa memasak nasi, tapi saya yang membersihkan berasnya, kalau mencuci, ayahnya yang mengajari saat pulang. Dia bisa meneruskan sendiri,” papar Sunarti. Menurut dia, Adit tidak pernah mengeluh dengan pekerjaan membantu ibunya. ”Saya tidak pernah menyuruh, dia melakukannya sendiri setiap hari. Dia juga tidak pernah mengeluh capek atau apapun, anaknya diam saja,” ungkapnya.

Meski demikian, Sunarti juga menyadari bahwa Adit hanyalah anak-anak. Adit juga membutuhkan waktu bermain. ”Biasanya ya bermain dengan temannya,pamit kalau mau bermain. Tapi saya selalu pesan jangan jauh-jauh. Tanpa dipanggil kalau sudah sore, Adit pulang dan melakukan pekerjaan rumah lagi tanpa saya suruh,” jelasnya. Bagaimana tanggapan Adit? Bocah yang seharusnya sudah masuk taman kanak-kanak ini hanya malu-malu.”Saya bantu karena ibu saya sakit,” kata Adit kepada para wartawan. 

MUSLIKAH
Nganjuk           

Sumber : www.seputar-indonesia.com

---

Balita Ini Terpaksa Jadi Tulang Punggung Keluarga

Situslakalaka - Kesibukan Aditya (5) tidak seperti anak seusianya. Sejak pagi hari balita ini harus membantu membersihkan rumah, mencuci piring, dan mencuci pakaian layaknya orang dewasa.

Belum lagi merawat Sunarti, sang ibu. Namun sesekali jika semua pekerjaan sudah selesai, Aditya baru bisa bermain dengan teman-teman sebayanya. Akan tetapi saat sedang bekerja, Aditya tidak pernah mau diajak bermain.

Iya, inilah aktivitas yang dilakukan Aditya sejak ibunya menderita lumpuh. Perhatian yang luas dari masyarakat, akhirnya Aditya menerima bantuan dari berbagai pihak.

Sejak diberitakan di sejumlah media, bantuan seperti beras dan uang terus mengalir ke rumah bocah ini, Selasa (19/4/2011).

Tak ingin ketinggalan, warga di sekitar tempat Aditya tinggal juga terus mengupayakan sejumlah bantuan kepada pemerintah kecamatan dan kabupaten nganjuk, di antaranya pengobatan gratis bagi Sunarti.

Selain itu, warga juga mengupayakan agar Aditya dapat masuk ke sekolah TK mengingat balita ini sangat ingin bersekolah seperti teman-temannya.

“Saya sangat ingin masuk sekolah namun ibu tak punya biaya,” kata balita ini dengan polos.

Agung, ketua RT dan warga di sekitar tempat Aditya tinggal berencana akan mengupayakan agar impiannya bersekolah dan mengaji dapat terwujud. Warga berharap pemerintah mau turun tangan dalam masa penerimaan siswa baru mendatang, sehingga Aditya bisa masuk sekolah dengan gratis.