Monday, May 23, 2011

Waspadai Tipu Muslihat Minuman Kesehatan

Perusahaan raksasa minuman dunia Coca Cola terhempas dari daftar tahunan 10 merk ternama di dunia untuk kali pertama. Perusahaan itu berada di peringkat 16, karena konsumen kini lebih memilih minuman kesehatan ketimbang minuman bersoda. 

KapanLagi.com - Kenyataan itu menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran kebiasaan memilih minuman di kalangan masyarakat selama dua dekade terakhir, dari minuman bersoda menjadi minuman kesehatan.

Di tingkat global, konsumsi air kemasan mengalami peningkatan sampai empat kali lipat antara tahun 1999 dan 2005. Di Inggris, industri itu mencatat jumlah angka penjualan mencapai dua milyar poundsterling, sebagaimana dikutip dari laman The Guardian. Akhir-akhir ini banyak ditemukan dan dijual air minum bervitamin plus mineral, air dengan tambahan elektrolit yang dapat mendongkrak energi dan memantik relaksasi. Volume penjualan Coca Cola terusik. Padahal, perusahaan minuman global itu telah berpengalaman selama kurang lebih 115 tahun.

Pilih minuman kesehatan atau limun atau cola? Sebotol Coca Cola 500 mililiter mengandung 35 gram gula. "Informasi gizi jelas tertera di semua label minuman," kata manajer pemasaran sebuah perusahaan minuman di Inggris. Ada juga minuman yang tidak mengandung bahan pengawet dan konsentrat buah-buahan. Konsumen dapat saja diperdaya lantaran diiming-imingi pencantuman kata air minum "bervitamin" atau "bercita rasa buah-buahan" bahkan "bebas dari bahan pengawet". Tentunya ini terpulang kepada persepsi masing-masing konsumen.

Pada Januari, Badan Standarisasi Periklanan Inggris menyatakan sebuah iklan air bervitamin dan bergizi (Vitaminwater) kedapatan menyesatkan konsumen. Ini termasuk minuman yang disebut-sebut telah ditambahi vitamin C, padahal minuman berkalori itu nyatanya setara dengan lima sendok teh gula. Minuman yang disebut-sebut berkhasiat dapat menghilangkan stres, nyatanya setelah melalui penelitian, mengandung L-theanine, jenis asam amino yang ditemukan dalam teh hijau.

Selain itu ada phosphatidylserine, yang dapat membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan kebugaran tubuh. Ada juga kandungan vitamin D3 yang membantu pertumbuhan tulang. "Untuk klaim minuman kesehatan harus sesuai dengan standar lembaga kesehatan Uni Eropa. Banyak minuman bervitamin belum memperoleh sertifikat produk," kata ketua British Nutrition Foundation, Bridget Benelan.

"Jika Anda mengkonsumsi minuman kesehatan dalam jumlah besar, maka saatnya Anda mulai khawatir," katanya. "Jika Anda ingin minum, biasanya karena Anda haus, bukan karena Anda memerlukan energi - dan itu tidak berarti bahwa nanti Anda tidak lagi perlu makan."

Inikah mitos minuman kesehatan? (wo/ant/bee)