Yang unik dari komik-komik era 70-80an tersebut (belakangan banyak yang menyebut komik jadul) adalah :
- Ukuran komik tidak lebih dari setengah halaman A4.
- Setiap halaman komik hanya terdiri dari 2 panel. Pembagian menjadi 3 panel sangat jarang dilakukan.
- Untuk menekan kenaikan harga komik sebagai dampak kenaikan harga kertas, penerbit melakukan improvisasi jumlah halaman komik. Mula-mula 1 jilid berisi 64 halaman, kemudian menyusut jadi 48 halaman.
- Banyaknya titipan pesan singkat yang muncul di halaman komik. Pesan tersebut ada yang ditulis oleh komikusnya, ada juga oleh teman/ kerabat/ penggemar komikus bersangkutan.
- Setiap komikus bebas menampilkan tokoh-tokoh karya komikus lain. Ini bisa jadi karena waktu itu belum ada klausul hak cipta untuk setiap tokoh yang dibuat, sehingga komikus manapun boleh menampilkan tokoh super hero ciptaan komikus lain dalam karyanya. Namun demikian, mereka masih punya etika, dengan cara menulis catatan kecil sebagai permintaan ijin untuk menggunakan tokoh ciptaan rekan sesama komikus. Kondisi ini tidak berlaku bagi Hasmi –Wid NS dan sebaliknya, karena mungkin mereka telah bersepakat secara lisan (karena kedekatan hubungan mereka) tanpa harus menulis pesan di komiknya.
- Saking tidak populernya hak cipta, Hasmi pernah menampilkan sejumlah super hero barat dalam komiknya yang berjudul Bentrok Jago-jago Dunia. Mereka adalah Hulk, Super Girl, Cyclops, Silver Surfer, Mighty Thor, Daredevil, Iron Man dan Hawk Man! Namun mereka bukan super hero asli, melainkan robot ciptaan Ghazul (musuh bebuyutan Gundala) yang berkolaborasi dengan Roh Setan (musuh bebuyutan Godam). Langkah ini kemudian diikuti oleh beberapa komikus lainnya, seperti Kus Bramiana (Labah-labah Merah: Brutal I - III), Banu (Untara: Mereka Tak Berdosa), Nono GM (Tira: Perang).
- Meski dalam komik Godam Wid NS tidak pernah muncul super hero barat, tapi ia menampilkannya dalam kartu kuartet. Mereka adalah Batman, Iron Man, Hawk Man dan The Flash.
- Gundala dan Godam adalah super hero yang paling laris diundang untuk menjadi tokoh tamu dalam karya komikus lain.
- Tokoh fantasi nonIndonesia yang sering tampil dalam serial Gundala dan Godam adalah Sun Go Kong.
- Hasmi menciptakan tokoh Nemo yang merupakan personifikasi dirinya sendiri dalam komik karyanya. Nemo digambarkan sebagai sosok seniman yang konyol, sok tahu dan penakut tapi pura-pura berani. Dalam kesehariannya, Hasmi juga kerap dipanggil Nemo.
- Sebagaimana halnya Hasmi, Wid NS juga menampilkan tokoh Noor Slamet yang merupakan personifikasi dirinya sendiri dalam komik karyanya. Kebalikan dari Nemo, Noor Slamet digambarkan sebagai sosok yang lugu dan bersahaja.
- Nemo dan Noor Slamet pertama kali muncul dalam serial Gundala berjudul Bentrok Jago-jago Dunia. Mereka didandani seperti Gundala (Nemo) dan Godam (Noor Slamet) untuk memancing penjahat.
- Gundala adalah satu-satunya tokoh komik super hero yang pernah diangkat ke layar lebar.
- Super hero ciptaan Hasmi yang tidak pernah muncul dalam komik Godam adalah Kalong. Wid NS menampilkan Kalong hanya dalam kartu kuartet super hero yang dibuatnya.
- Dalam setiap karyanya Wid NS dan Hasmi selalu menyebut Studio Savicap Jogja sebagai wadah mereka berkarya. Savicap adalah singkatan dari Sagitarius, Virgo dan Capricorn. Sebelumnya mereka memakai nama studio Pentas Astana. Mula-mula Studio Savicap beranggotakan Hasmi, Wid NS dan Cancer (pencipta tokoh Kawa Hijau). Pencantuman nama Studio Savicap kemudian diikuti oleh komikus Jogja lainnya, seperti Nono GM (pencipta tokoh Tira, Tora dan Boga), Banu dan Nurmi.
- Banuarli Ambardi (Banu, pencipta tokoh Herbintang dan Untara) dan Nurmi Ambardi (Nurmi, pencipta tokoh Bantala) adalah kakak beradik yang sama-sama menekuni komik super hero. (jink)